Blog Archive

Saturday, January 4, 2014

Kebudayaan Bali

Sejarah Hindu Bali
 
Sejarah dan perkembangan agama Hindu di Bali tidak terlepas dengan perkembangan agama Hindu di Indonesia. Demikian pula perkembangan agama Hindu di Indonesia merupakan kelanjutan dari perkembangan agama Hindu di India. Sejarah dan perkembangan Hindu di Indonesia. Sejarah dan perkembangan agama Hindu di Bali diduga mendapat pengaruh dari Jawa Tangah dan Jawa Timur. Masuknya agama Hindu di Bali diperkirakan sebelum abad ke-8 Masehi, karena terdapat bukti berupa fragmen-fragmen pada prasasti yang ditemukan di desa Pejeng, Gianyar yang berbahasa Sanskerta. Ditinjau dari segi bentuk hurufnya diduga sejaman dengan meterai tanah liat yang memuat mantra Budha yang dikenal dengan "Ye te mantra", dan diperkirakan berasal dari tahun 778 Masehi. Pada baris pertama dari dalam prasasti itu menyebutkan kata "Sivas.......ddh......." yang oleh para ahli, terutama Dr. R. Goris menduga kata yang hampir pudar itu kemungkinan berbunyi: "Siva Siddhanta". Dengan demikian pada abad ke-8, Paksa (Sampradaya atau Sekta) Siwa Siddhanta sudah berkembang di Bali. Berkembangnya ajaran agama yang dianut oleh raja dan rakyat tentunya melalui proses yang cukup panjang, sehingga dapat dikatakan Hindu Sekte Siwa Siddhanta sudah masuk secara perlahan-lahan sebelum abad ke-2 hingga ke-8 Masehi.

Bersamaan dengan datangnya agama Hindu di Bali pada abad ke-8, ditemukan pula peninggalan yang menunjukkan masuknya agama Buddha Mahayana. Bukti masuknya agama Buddha Mahayana diketahui dari stupika-stupika tanah liat yang tersebar di daerah Pejeng Selatan, Tatiapi dan Blahbatuh, Gianyar. Seluruh stupika di Pura Penataran Sasih, desa Pejeng dapat diselamatkan dan dipindahkan ke Museum Bali di Denpasar. Sekitar abad ke-13 Masehi, berkembang pula sekte Bhairava dengan peninggalan berupa arca-arca Bhairava di Pura Kebo Edan desa Pejeng. Sekte ini kemungkinan berkembang sebagai akibat hubungan politis dengan kerajaan Singhasari (Singosari) di Jawa Timur, pada masa pemerintahan raja Kertanegara. Berdasarkan data tersebut, ternyata awal kedatangan agama Hindu (Sivaisme) dengan Buddha (Mahayana) hampir bersamaan, yang kemudian agama Buddha Mahayana ini akhirnya melebur ke dalam agama Hindu yang saat ini diwarisi oleh masyarakat di Bali.

 Tradisi Bali

Tradisi Adat Makotek / Ngrebeg Makotek / Ngrebeg | warisan budaya sejak jaman kejayaan kerajaan mengwi, ngrebeg dilaksanakan tiap 6 bulan sekali
Tradisi Perang Siat Sampian Perang Siat Sampian | ratusan warga mengelilingi areal pura sambil menggerak-gerakkan tangan mereka seperti burung gagak (goak)
Mekepung | dikembangkan pertama kali sekitar tahun 1930 dengan joki berpakaian seperti prajurit istana. Mereka bertelanjang kaki, mengenakan gaun kepala
Omed - Omedan (Festival Ciuman Massal) | Dalam sejarahnya, tradisi ini dimulai pada abad ke-17. Sebelumnya tradisi ini dilakukan pada hari Nyepi
Mageret Pandan | sarana latihan ketangkasan seorang prajurit dalam masyarakat Tenganan  sebagai penganut Agama Hindu aliran Dewa Indra sebagai Dewa Perang
Magoak - Goakan | seni permainan burung gagak. Permainan ini dipolitisasi oleh KBP yang ingin memekarkan daerah kekuasaannya.
Di Desa Panji

Pakaian adat Bali
Bali memiliki banyak macan atau varian dari pakaian adatnya. Untuk perempuan yang masih remaja menggunakan sanggul gonjer, sedangkan perempuan atau wanita dewasa menggunakan sanggul tagel, kemudian menggunakan sesentang atau kemben songket, Kain wastra, Sabuk prada (stagen) untuk membelit pinggul dan dada, Selendang songket bahu ke bawah, Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam, Beragam ornamen perhiasan, Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap. Untuk pria menggunakan ikat kepala atau udeg lalu menggunakan selendang pengikat atau umpal, kain kampuh, kain wastra, keris, sabuk, kemeja atau jas, serta ornament yang digunakan untuk menghiasi penampilan sang pria


Rumah adat Bali
Rumah adat Bali harus sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali ajaran terdapat pada kitab suci Weda yang mengatur soal tata letak sebuah bangunan yang hampir mirip dengan ilmu Feng Shui dalam ajaran Budaya China. Rumah adat Bali harus memenuhi aspek pawongan (manusia / penghuni rumah), pelemahan (lokasi / lingkungan) dan yang terahir parahyangan.
Pada umumnya rumah Bali di penuhi dengan pernak-pernik hiasan, ukiran serta warna yang alami lalu patung-patung symbol ritual. Bangunan Rumah Adat Bali terpisah-pisah manjadi banyak bangunan-bangunan kecil - kecil dalam satu area yang disatukan oleh pagar yang mengelilinginya. Seiring perkembangan jaman mulai ada perubahan pada bangunan dimana bangunannya  tidak lagi terpisah-pisah.
 
Tari Bali
Bali memiliki berbagai macam jenis tarian daerah yang berasal dari daerah ini diantaranya :
Tari Pendet
Tari Pendet ini ditarikan sebagai tari selamat datang untuk menyambut kedatangan para tamu dan undangan dengan menaburkan bunga, dan ekspresi penarinya penuh dengan senyuman manis. Pada awalnya tarian ini digunakan pada acara ibadah di pura sebagai bentuk penyambutan terhadap dewa yang turun ke dunia.

Tari Panji Semirang
Tarian ini di mainkan oleh perempuan. Tari Panji Semirang adalah tarian yang menggambarkan seorang putri raja bernama Galuh Candrakirana, yang menyamar menjadi seorang laki-laki setelah kehilangan suaminya. Dalam pengembaraannya ia mengganti namanya menjadi Raden Panji.

Tari Condong
Tarian ini merupakan tarian yang cukup sulit untuk diragakan dan tarian ini memiliki durasi panjang. Tarian ini adalah darian klasik Bali yang memiliki gerakan yang sangat kompleks dan menggambarkan seorang abdi Raja

Tari Kecak
Tarian ini merupakan tarian yang sangat terkenal dari daerah Bali. Tarian ini dimainkan oleh puluhan laki-laki yang duduk bari melingkar. Tarian ini menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.



sumber :
http://wisatadewata.com/article/adat-kebudayaan/sejarah-hindu-bali
http://senitradisionalbali.blogspot.com/p/tradisi-budaya-bali.html
http://khantydwi.blogspot.com/2013/06/kesenian-dan-kebudayaan-bali.html

No comments:

Post a Comment